Perhitungan PPh Pasal 21 Tenaga Ahli Tahun 2019 mengacu pada Undang-Undang Perpajakan RI No 36 Tahun 2008 khususnya mengenai Tarif Penghasilan Kena Pajak, Peraturan Ditjen Pajak Nomor : PER-16/PJ/2016 mengenai Tata Cara Pelaporan PPh Pasal 21, dan Besaran tarif Penghasilan Tidak Kena Pajak sesuai dengan PMK Nomor : 101/PMK.010/2016.
Kategori Tenaga Ahli Menurut Direktorat Jenderal Pajak
Sesuai dengan Peraturan Ditjen Pajak Nomor : PER-16/PJ/2016, Tenaga Ahli yaitu seseorang yang melaksanakan pekerjaan bebas, yang terdiri dari Dokter, Konsultan, Notaris, Akuntan, Pengacara, Arsitek, Aktuaris dan Jasa Penilai.
Dalam Peraturan tersebut Tenaga Ahli dikategorikan kedalam akseptor penghasilan sehubungan dengan pekerjaan jasa dan bukan sebagai pegawai atau karyawan.
Tarif Pemotongan PPh Pasal 21 Bagi Tenaga Ahli
Besaran Tarif penghasilan kena pajak PPh Pasal 21 atas Tenaga Ahli sesuai dengan Undang-Undang Perpajakan Nomor 36 Tahun 2008, Pasal 17 Ayat 1 yaitu sebagai berikut :
No
|
Penghasilan Kena Pajak (PKP)
|
Tarif Pasal 17
|
1.
|
Sampai dengan (s/d) 50 juta rupiah
|
5%
|
2.
|
50 s/d 250 juta rupiah
|
15%
|
3.
|
250 s/d 500 juta rupiah
|
25%
|
4.
|
Diatas 500 juta rupiah
|
30%
|
Contoh Perhitungan PPh Pasal 21 Tenaga Ahli Terbaru 2019
Berikut akan dijelaskan mengenai perhitungan PPh 21 Tenaga Ahli yang mendapatkan penghasilan bersifat berkesinambungan dan tidak berkesinambungan yang diperoleh dari satu atau lebih pemberi kerja.
A. Contoh Perhitungan PPh Pasal 21 Tenaga Ahli Dengan Penghasilan Berkesinambungan.
A.1. Tenaga Ahli Yang Memperoleh Penghasilan Lebih Dari Satu Pemberi Kerja.
Sebagai ilustrasi pada Tahun 2016, Saudari dr. Rahmayanti yaitu seorang dokter umum yang membuka praktek di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Atas jasa tersebut sesuai dengan perjanjian tertulis, Beliau mendapatkan bagi hasil (Profit Sharing) sebesar 75%, sisanya 25% yaitu bab penerimaan untuk rumah sakit RSCM tersebut.
Selain itu Beliau juga membuka praktek dokter di RS Islam Jakarta.
Selain itu Beliau juga membuka praktek dokter di RS Islam Jakarta.
Data penghasilan bruto yang diperoleh dr. Rahmayanti dari praktek di Rumah Sakit RSCM selama Tahun 2016 yaitu sebagai berikut :
Bulan
|
Penghasilan Bruto
|
Jumlah
|
January
|
45.000.000
|
45.000.000
|
February
|
38.000.000
|
83.000.000
|
March
|
28.000.000
|
111.000.000
|
April
|
44.000.000
|
155.000.000
|
May
|
48.000.000
|
203.000.000
|
June
|
65.000.000
|
268.000.000
|
July
|
57.500.000
|
325.500.000
|
August
|
45.000.000
|
370.500.000
|
September
|
48.000.000
|
418.500.000
|
October
|
49.000.000
|
467.500.000
|
November
|
48.000.000
|
515.500.000
|
December
|
67.000.000
|
582.500.000
|
Total
|
582.500.000
|
582.500.000
|
A.1.1. Rumus Menghitung PPh 21 Tenaga Ahli Penghasilan Berkesinambungan Yang Menerima Penghasilan Lebih Dari Satu Pemberi Kerja
(Penghasilan Bruto X 50%) X Tarif Pasal 17
Penghasilan Bruto dihitung secara kumulatif
A.1.2. Perhitungan PPh 21 Tenaga Ahli Penghasilan Berkesinambungan Yang Menerima Penghasilan Lebih Dari Satu Pemberi Kerja
Dari data penghasilan yang diperoleh, maka besaran pajak pph 21 terutang yaitu sebagai berikut :
(Dalam Ribuan Rupiah)
(Dalam Ribuan Rupiah)
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
(6) = (3) X (5)
|
Bulan
|
PB
|
PKP
|
PKP
Kumulatif
|
Tarif
Pasal 17
|
PPh 21
Terutang
|
Jan
|
45.000
|
22.500
|
22.500
|
5%
|
1.125
|
Feb
|
38.000
|
19.000
|
41.500
|
5%
|
950
|
Mar
|
28.000
–
|
8.500
5.500
|
50.000
55.500
|
5%
15%
|
425
825
|
Apr
|
44.000
|
22.000
|
77.500
|
15%
|
3.300
|
May
|
48.000
|
24.000
|
101.500
|
15%
|
3.600
|
Jun
|
65.000
|
32.500
|
134.000
|
15%
|
4.875
|
Jul
|
57.500
|
28.750
|
162.750
|
15%
|
4.313
|
Aug
|
45.000
|
22.500
|
185.250
|
15%
|
3.375
|
Sept
|
48.000
|
24.000
|
209.250
|
15%
|
3.600
|
Oct
|
49.000
|
24.500
|
233.750
|
15%
|
3.675
|
Nov
|
48.000
–
|
16.250
7.750
|
250.000
257.750
|
15%
25%
|
2.438
1.938
|
Dec
|
67.000
|
33.500
|
291.250
|
25%
|
8.375
|
TOTAL
|
582.500
|
291.250
|
291.250
|
|
42.813
|
Catatan :
PB : Penghasilan Bruto
PKP : Penghasilan Kena Pajak
Total pajak penghasilan PPh 21 yaitu sebesar Rp. 42.812.500,-
Angsuran pembayaran PPh 21 Terutang dilakukan sesuai dengan jumlah nominal per bulannya, dengan masa jatuh tempo yaitu paling lambat setiap Tanggal 10 pada bulan berikutnya.
Apabila pada Tanggal 10 tersebut bersamaan dengan hari libur dan cuti bersama nasional, maka jadwal pembayarannya sanggup dilakukan pada hari kerja berikutnya.
Sanksi manajemen atas keterlambatan pembayaran angsuran pph 21 ini yaitu sebesar 2% per bulan dihitung semenjak tanggal jatuh tempo.
A.1.3. Perhitungan Cepat Total PPh 21 Terutang
Sebagai citra ringkas dan pemahaman perihal perhitungan PPh 21 Tenaga Ahli diatas, Anda sanggup melaksanakan perhitungan secara global untuk menyidik apakah perhitungan tersebut nilainya yaitu benar.
Terutama pada dikala pelaporan SPT Tahunan, Anda juga sanggup menyidik seberapa besar nilai PPh 21 Terutang yang belum Anda bayar.
Cara perhitungannya yaitu sebagai berikut :
Deskripsi Penghasilan
|
Penghasilan Kena Pajak
|
Tarif Pasal 17
|
PPh 21 Terutang
|
sd 50 Juta
|
50,000,000
|
5%
|
2,500,000
|
50 sd 250 juta
|
200,000,000
|
15%
|
30,000,000
|
250 sd 500 Juta
|
41,250,000
|
25%
|
10,312,500
|
Total
|
291,250,000
|
|
42,812,500
|
A.2 Tenaga Ahli Yang Memperoleh Penghasilan Hanya Dari Satu Pemberi Kerja.
Apabila dalam satu Tahun Periode Pajak Tenaga Ahli tersebut memperoleh penghasilan berkesinambungan hanya dari satu pemberi kerja, maka mereka sanggup mengajukan pengurangan penghasilan kena pajak berupa Tunjangan PTKP.
Besaran nilai PTKP yang berlaku dikala ini di Tahun 2019 sebelum dikeluarkanya Peraturan Pemerintah pengganti PMK Nomor : 101/PMK.010/2016 sanggup Anda baca pada artikel : Tarif Penghasilan Tidak Kena Pajak 2017
Besaran nilai PTKP yang berlaku dikala ini di Tahun 2019 sebelum dikeluarkanya Peraturan Pemerintah pengganti PMK Nomor : 101/PMK.010/2016 sanggup Anda baca pada artikel : Tarif Penghasilan Tidak Kena Pajak 2017
Syarat utama Tenaga Ahli yang menerima derma PTKP tersebut yaitu sebagai berikut :
- Mendapatkan penghasilan hanya dari satu pemberi kerja ;
- Memiliki NPWP ;
- Fotocopy NPWP Suami bagi perempuan kawin beserta Surat Nikah, dan Kartu Keluarga ;
Sebagai ilustrasi dari data dr. Rahmayanti diatas. Beliau mempunyai suami yang telah terdaftar sebagai Wajib Pajak serta mempunyai NPWP dan bekerja di PT. Anugrah. dr. Rahmayanti melampirkan fotocopy NPWP Suami, Surat Nikah dan Kartu Keluarga. dr. Rahmayanti hanya bekerja membuka praktek di Rumah Sakit RSCM saja, dan mempunyai Surat Pernyataan secara tertulis kepada rumah sakit tersebut.
A.2.1. Rumus Menghitung PPh 21 Tenaga Ahli Penghasilan Berkesinambungan yang Memperoleh Penghasilan Hanya Dari Satu Pemberi Kerja
((Penghasilan Bruto X 50%) – PTKP) X Tarif Pasal 17
Penghasilan Bruto Dihitung Secara Kumulatif
A.2.2. Perhitungan PPh 21 Tenaga Ahli Penghasilan Berkesinambungan yang Memperoleh Penghasilan Hanya Dari Satu Pemberi Kerja
Dari data penghasilan bruto yang diperoleh dr. Rahmayanti di Rumah Sakit RSCM selama Tahun 2016, perhitungan PPh 21 terutang yaitu sebagai berikut :
(Dalam Ribuan Rupiah)
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5) = (3) – (4)
|
Bulan
|
PB
|
PB X 50%
|
PTKP
|
PKP
|
Jan
|
45.000
|
22.500
|
4.500
|
18.000
|
Feb
|
38.000
|
19.000
|
4.500
|
14.500
|
Mar
|
28.000
|
14.000
|
4.500
|
9.500
|
Apr
|
44.000
|
22.000
|
4.500
|
8.000
|
|
|
|
|
9.500
|
May
|
48.000
|
24.000
|
4.500
|
19.500
|
Jun
|
65.000
|
32.500
|
4.500
|
28.000
|
Jul
|
57.500
|
28.750
|
4.500
|
24.250
|
Aug
|
45.000
|
22.500
|
4.500
|
18.000
|
Sep
|
48.000
|
24.000
|
4.500
|
19.500
|
Oct
|
49.000
|
24.500
|
4.500
|
20.000
|
Nov
|
48.000
|
24.000
|
4.500
|
19.500
|
Dec
|
67.000
|
33.500
|
4.500
|
29.000
|
TOTAL
|
582.500
|
291.250
|
54.000
|
237.250
|
(Dalam Ribuan Rupiah)
(1)
|
(5)
|
(6)
|
(7)
|
(8) = (5) x (7)
|
Bulan
|
(Pindahan)
PKP
|
Kumulatif
|
Tarif
Pasal 17
|
PPh 21
Terhutang
|
Jan
|
18.000
|
18.000
|
5%
|
900
|
Feb
|
14.500
|
32.500
|
5%
|
725
|
Mar
|
9.500
|
42.000
|
5%
|
475
|
Apr
|
8.000
|
50.000
|
5%
|
400
|
|
9.500
|
59.500
|
15%
|
1.425
|
May
|
19.500
|
79.000
|
15%
|
2.925
|
Jun
|
28.000
|
107.000
|
15%
|
4.200
|
Jul
|
24.250
|
131.250
|
15%
|
3.638
|
Aug
|
18.000
|
149.250
|
15%
|
2.700
|
Sep
|
19.500
|
168.750
|
15%
|
2.925
|
Oct
|
20.000
|
188.750
|
15%
|
3.000
|
Nov
|
19.500
|
208.250
|
15%
|
2.925
|
Dec
|
29.000
|
237.250
|
15%
|
4.350
|
TOTAL
|
237.250
|
237.250
|
|
30.588
|
Catatan :
PB : Penghasilan Bruto
PKP : Penghasilan Kena Pajak
PTKP : Penghasilan Tidak Kena Pajak
A.2.3. Perhitungan Cepat Total PPh 21 Terutang
Cross-check Data Pajak PPh 21 Terutang dari tabel diatas dengan menghitung Total Penghasilan Kena Pajak dikalikan dengan Tarif PPh Pasal 17 :
Deskripsi Penghasilan
|
Penghasilan Kena Pajak
|
Tarif Pasal 17
|
PPh 21 Terutang
|
sd 50 Juta
|
50.000.000
|
5%
|
2.500.000
|
50 sd 250 juta
|
187.250.000
|
15%
|
28.087.500
|
Total
|
237.250.000
|
|
30.587.500
|
B. Contoh Perhitungan PPh Pasal 21 Tenaga Ahli Dengan Penghasilan Tidak Bersifat Berkesinambungan.
Sebagai rujukan ilustrasi : Tuan Charles berprofesi sebagai seorang pengacara. Suatu dikala Tuan Charles menangani sebuah perkara dan atas jasanya, Beliau memperoleh komisi sebesar 620.000.000,- Rupiah dari PT. Surya Cipta yang berlokasi di Jakarta. Tuan Charles terdaftar sebagai Wajib Pajak dan mempunyai kartu NPWP.
Rumus Menghitung PPh 21 Tenaga Ahli atas Penghasilan Tidak Bersifat Berkesinambungan :
(Penghasilan Bruto X 50%) X Tarif Pasal 17
Perhitungan PPh 21 Terutang atas komisi yang diperoleh Tuan Charles yaitu sebagai berikut :
1. Perhitungan Penghasilan Kena Pajak
50% X 620.000.000 = 310.000.000,-
2. Perhitungan PPh 21 Terutang:
Tarif Pasal 17
|
Penghasilan Kena Pajak
|
PPh 21 Terutang
|
5%
|
50.000.000,-
|
2.500.000,-
|
15%
|
200.000.000,-
|
30.000.000,-
|
25%
|
60.000.000,-
|
15.000.000,-
|
TOTAL
|
310.000.000,-
|
47.500.000,-
|
Apabila Tuan Charles tidak mempunyai NPWP, maka besarnya PPh 21 akan dikenakan biaya pemanis 20% dari tarif normal atau nilai pajak PPh 21 terutangnya yaitu sebesar 47.500.000 X 120% = Rp. 57.000.000,-
Summary
- Tenaga Ahli yang mendapatkan penghasilan yang sifatnya berkesinambungan yang diperoleh dari beberapa pemberi kerja, PPh 21 terutangnya dihitung dengan memakai rumus : (Penghasilan Bruto X 50%) X Tarif Pasal 17, dan jumlah penghasilannya dihitung secara kumulatif.
- Tenaga Ahli yang mendapatkan penghasilan yang sifatnya berkesinambungan yang diperoleh hanya dari satu pemberi kerja, serta memenuhi persyaratan mendapatkan derma PTKP menyerupai yang telah diuraikan diatas, PPh 21 terutangnya dihitung dengan memakai rumus : ((Penghasilan Bruto X 50%) – PTKP) X Tarif Pasal 17, dan jumlah penghasilannya dihitung secara kumulatif.
- Tenaga Ahli yang mendapatkan penghasilan yang sifatnya tidak berkesinambungan, PPh 21 terutangnya dihitung dengan memakai rumus : (Penghasilan Bruto X 50%) X Tarif Pasal 17.
- Pembayaran PPh 21 terutang paling lambat jatuh temponya yaitu setiap tanggal 10 pada bulan berikutnya dan apabila waktunya bersamaan dengan hari libur atau cuti bersama nasional, maka jadwal pembayarannya sanggup dilakukan pada hari kerja sesudahnya.
- Keterlambatan atas pembayaran PPh 21 terutang akan dikenakan hukuman manajemen sebesar 2% per bulan.