Larangan mendoakan buruk dan melaknat, baik ditujukan pada diri sendiri, orang lain maupun sesuatu apa pun di luar dirinya sebagai berikut:
ูุงุญุฐุฑ โ ุฃู ุชุฏุนู ุนูู ููุณู ุฃู ุนูู ููุฏู ุฃู ุนูู ู ุงูู ุฃู ุนูู ุงุญุฏ ู ู ุงูู ุณูู ูู ูุฅู ุธูู ู, ูุฅู ู ู ุฏุนุง ุนูู ู ู ุธูู ู ููุฏ ุงูุชุตุฑ. ููู ุงูุฎุจุฑ โูุง ุชุฏุนูุง ุนูู ุงููุณูู ููุง ุนูู ุฃููุงุฏูู ููุง ุนูู ุงู ูุงููู ูุงุชูุงูููุง ู ู ุงููู ุณุงุนุฉ ุฅุฌุงุจุฉโ.
Artinya: โJangan sekali-kali mendoakan datangnya peristiwa atau mengutuk diri sendiri, keluargamu, hartamu ataupun seseorang dari kaum Muslimin walaupun ia bertindak dzalim terhadapmu, alasannya yaitu siapa saja mengucapkan doa kutukan atas orang yang mendzaliminya, berarti ia telah membalasnya. Rasulullah SAW telah bersabda: โJangan mendoakan peristiwa atas dirimu sendiri, anak-anakmu ataupun harta hartamu. Jangan-jangan hal itu bertepatan dengan ketika pengabulan doa oleh Allah SWTโ.โ
Larangan tersebut ditulis oleh Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad dalam kitabnya berjudul Risรขlatul Muโรขwanah wal Mudzรขharah wal Muwรขzarah, halaman 141.
Hendaknya kita berhati-hati dalam persoalan laknat. Bahkan kepada orang kafir sekalipun. Orang kafir yang masih hidup tidak boleh ditujukan laknat kepadanya secara personal. Hukumnya haram melaknat orang kafir secara personal yang masih hidup. Karena boleh jadi Allah merahmati dia, sehingga dia mendapatkan hidayah untuk masuk Islam.
Definisi laknat secara bahasa adalah:
ุงูุฅูุจูุนุงุฏู ูุงูุทููุฑูุฏ ู ู ุงูุฎูุฑ ูููู ุงูุทููุฑูุฏ ูุงูุฅูุจุนุงุฏู ู ู ุงููู ูู ู ุงูุฎูููู ุงูุณููุจูู ูุงูุฏููุนุงุก ูุงููููุนููุฉู ุงูุงุณู ูุงูุฌู ุน ููุนุงูู ูููุนููุงุชู ูููุนููู ููููุนููู ููุนููุงู ุทูุฑูุฏูู ูุฃูุจุนุฏู
โMenjauhkan dan menyingkirkan kebaikan. Dikatakan : โMenyingkirkan dan menjauhkan (jika berasal) dari Allah. Dan (jika berasal) dari makhluk maknanya yaitu cacian dan doaโ. Laknat yaitu kata benda (ism), bentuk jamaknya yaitu liโaan dan laโanaat. Laโanahu โ yalโanahu โ laโnan, yaitu menyingkirkannya dan menjauhkannyaโ [Lisaanul-โArab, hal. 4044].
Adapun secara istilah:
ุงูุจุนุฏ ุนู ุฑุญู ุฉ ุงููู ุชุนุงูู
โMenjauhkan dari rahmat Allah taโala dan pahala-Nyaโ [โUmdatul-Qaariy 22/117; Majmuuโ Fataawaa Ibni Taimiyyah, 2/167; dan Aadaabusy-Syarโiyyah 1/344].
Semua hal yang dilaknat Allah dan Rasul-Nya berdasarkan dalil, maka itu termasuk dosa besar.
Oleh lantaran itu, haram hukumnya melaknat seorang mukmin yang tidak melaksanakan dosa-dosa besar dan tidak menampakkan kemaksiatan-kemaksiatannya secara terang-terangan.
Allah taโala berfirman:
ููุงูููุฐูููู ููุคูุฐูููู ุงููู ูุคูู ูููููู ููุงููู ูุคูู ูููุงุชู ุจูุบูููุฑู ู ูุง ุงููุชูุณูุจููุง ููููุฏู ุงุญูุชูู ููููุง ุจูููุชูุงููุง ููุฅูุซูู ูุง ู ูุจููููุง
โDan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyataโ [QS. Al-Ahzaab : 58].
Nabi shallallaahu โalaihi wa sallam bersabda:
ููููุนููู ุงููู ูุคูู ููู ููููุชููููู
โPelaknatan terhadap seorang mukmin menyerupai membunuhnyaโ [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 6105 & 6653 dan Muslim no. 110].
An-Nawawiy rahimahullah berkata:
ุงุนูู ุฃู ูุนู ุงูู ุณูู ุงูู ุตูู ุญุฑุงู ู ุจุฅุฌู ุงุน ุงูู ุณูู ูู
โKetahuilah bahwasannya melaknat seorang muslim yang terlindungi yaitu haram berdasarkan ijmaaโ kaum musliminโ [Al-Adzkaar, 1/354].
Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:
ุงูุงุฌู ุงุน ู ูุนูุฏ ุนูู ุชุญุฑูู ูุนูุฉ ู ุนูู ู ู ุฃูู ุงููุถู
โTelah menjadi ijmaaโ keharaman laknat terhadap person tertentu dari kalangan orang-orang yang mempunyai keutamaanโ [Majmuuโ Al-Fataawaa, 20/285].
Para ulama setuju kebolehan melaknat secara umum yang disebutkan dalil, menyerupai melaknat orang kafir, orang dhalim, mubtadiโ, pelaku riba, peminum khamr, dan yang lainnya. Diantaranya firman Allah taโala:
ููููุนูููุฉู ุงูููููู ุนูููู ุงููููุงููุฑูููู
โMaka laknat Allah-lah atas orang-orang kafir ituโ [QS. Al-Baqarah : 89].
ููู ููู ุฃูุธูููู ู ู ูู ูููู ุงููุชูุฑูู ุนูููู ุงูููููู ููุฐูุจูุง ุฃููููุฆููู ููุนูุฑูุถูููู ุนูููู ุฑูุจููููู ู ููููููููู ุงูุฃุดูููุงุฏู ููุคููุงุกู ุงูููุฐูููู ููุฐูุจููุง ุนูููู ุฑูุจููููู ู ุฃููุง ููุนูููุฉู ุงูููููู ุนูููู ุงูุธููุงููู ูููู
โDan siapakah yang lebih lalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka dan para saksi akan berkata: “Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka”. Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang dhalimโ [QS. Huud : 18].
Nabi shallallaahu โalaihi wa sallam bersabda:
ููุนููู ุงูููููู ุงููููุงุตูููุฉู ููุงููู ูุณูุชูููุตูููุฉู
โAllah melaknat perempuan yang menyambung rambut dan perempuan yang meminta disambungkan rambutnyaโ [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 5205 & 5934 dan Muslim no. 2123].
ููุนููู ุงูููููู ุงูููููููุฏูุ ููุงููููุตูุงุฑูู ุงุชููุฎูุฐููุง ููุจููุฑู ุฃูููุจูููุงุฆูููู ู ู ูุณูุฌูุฏูุง “ุ
โAllah telah melaknat Yahudi dan Nashrani yang telah menimbulkan kuburan para nabi mereka sebagai masjidโ [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 1330 dan Muslim no. 529].
Begitu juga yang dilakukan sebagian shahabat:
ููููุงูู ุฃูุจูู ููุฑูููุฑูุฉู ุฑูุถููู ุงูููููู ุนููููู ููููููุชู ููู ุงูุฑููููุนูุฉู ุงููุขุฎูุฑูุฉู ู ููู ุตูููุงุฉู ุงูุธููููุฑู ููุตูููุงุฉู ุงููุนูุดูุงุกู ููุตูููุงุฉู ุงูุตููุจูุญู ุจูุนูุฏู ู ูุง ููููููู ุณูู ูุนู ุงูููููู ููู ููู ุญูู ูุฏูููุ ููููุฏูุนูู ููููู ูุคูู ูููููู ููููููุนููู ุงูููููููุงุฑู
โDulu Abu Hurairah radliyallaahu โanhu melaksanakan qunut pada rakaโat terakhir shalat Dhuhur, shalat โIsyaaโ, dan shalat Shubuh sesudah ia mengucapkan โsamiโallaahu li-man hamidahโ. Lalu ia mendoakan kebaikan bagi orang-orang beriman dan melaknat orang-orang kafirโ [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 797].
Ibnul-โArabiy rahimahullah berkata:
ููุฃูู ููุง ููุนููู ุงููุนูุงุตูู ู ูุทูููููุง ููููุฌููุฒู ุฅูุฌูู ูุงุนูุงุ ููู ูุง ุฑููููู ุนููู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ุฃูููููู ููุงูู: (ููุนููู ุงูููููู ุงูุณููุงุฑููู ููุณูุฑููู ุงููุจูููุถูุฉู ููุชูููุทูุนู ููุฏููู)
โAdapun melaknat orang yang bermaksiat secara mutlak, maka diperbolehkan secara ijmaaโ berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Nabi shallallaahu โalaihi wa sallam : โAllah melaknat seorang pencuri yang mencuri telur kemudian dipotong tangannyaโ [Tafsir Al-Qurthubiy, 2/190].
Melaknat Orang Kafir Secara Muโayyan
Tentang melaknat orang kafir secara spesifik (muโayyan) โ menyerupai perkataan : โsemoga Allah melaknat si Fulaanโ – , maka ada dua keadaan:
1. Orang yang meninggal dalam keadaan kafir.
Orang yang telah disebutkan secara spesifik oleh nash bahwa ia mati dalam keadaan kafir, menyerupai Firโaun, Abu Lahab, dan Abu Jahl; maka diperbolehkan berdasarkan janji ulama.
Ibnu โAbbaas radliyallaahu โanhumaa pernah berkata ketika membawakan perkataan perkataan Abu Lahab:
ููุงูู ุฃูุจูู ููููุจู ุนููููููู ููุนูููุฉู ุงูููู ููููููุจูููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู: ุชูุจููุง ูููู ุณูุงุฆูุฑู ุงููููููู ูุ ููููุฒูููุชู: ุชูุจููุชู ููุฏูุง ุฃูุจูู ููููุจู ููุชูุจูู “
Telah berkata Abu Lahab โ semoga laknat Allah atas dirinya โ kepada Nabi shallallaahu โalaihi wa sallam : โCelaka kau sepanjang hari ini”. Maka turunlah ayat : โBinasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasaโ (QS. Al-Lahab : 1)โ [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 1394].
Orang yang tidak disebutkan secara spesifik oleh nash, namun diketahui/dipersaksikan dengan pasti meninggal dalam keadaan kafir, maka boleh juga untuk melaknatnya. Dalilnya adalah:
ุฅูููู ุงูููุฐูููู ููููุฑููุง ููู ูุงุชููุง ููููู ู ูููููุงุฑู ุฃููููุฆููู ุนูููููููู ู ููุนูููุฉู ุงูููููู ููุงููู ููุงุฆูููุฉู ููุงููููุงุณู ุฃูุฌูู ูุนูููู
โSesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapat laknat Allah, para malaikat dan insan seluruhnyaโ [QS. Al-Baqarah : 161].
Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:
ูุงู ุง ูุนูุฉ ุงูู ุนูู ูุงู ุนูู ุฃูู ู ุงุช ูุงูุฑุง ุฌุงุฒุช ูุนูุชู
โAdapun melaknat secara muโayyan, apabila diketahui ia mati dalam keadaan kafir, maka boleh untuk melaknatnyaโ [Majmuuโ Al-Fataawaa, 6/511].
Melaknat orang kafir yang telah meninggal boleh dilakukan bila ada maslahatnya, bukan sekedar pertimbangan emosi dan balas dendam.
2. Orang kafir yang masih hidup.
Para ulama berbeda pendapat. Jumhur ulama melarangnya, sedangkan sebagian ulama lain membolehkannya.
Jumhur ulama beropini tidak boleh melaknatnya secara muโayyan. Ibnu Katsiir rahimahullah berkata:
ูุฃู ุง ุงููุงูุฑ ุงูู ุนููุ ููุฏ ุฐูุจ ุฌู ุงุนุฉ ู ู ุงูุนูู ุงุก ุฅูู ุฃูู ูุง ููุนู ูุฃูุง ูุง ูุฏุฑู ุจู ุง ูุฎุชู ููุ ูุงุณุชุฏู ุจุนุถูู ุจูุฐู ุงูุขูุฉ: { ุฅูููู ุงูููุฐูููู ููููุฑููุง ููู ูุงุชููุง ููููู ู ูููููุงุฑู ุฃููููุฆููู ุนูููููููู ู ููุนูููุฉู ุงูููููู ููุงููู ููุงุฆูููุฉู ููุงููููุงุณู ุฃูุฌูู ูุนูููู }
โAdapun orang kafir tertentu, sekelompok ulama beropini tidak boleh melaknatnya lantaran kita tidak mengetahui dengan apa ia menutup kematiannya. Sebagian dari mereka berdalil dengan ayat ini : โSesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapat laknat Allah, para malaikat dan insan seluruhnyaโ (QS. Al-Baqarah : 161)โ [Tafsiir Ibni Katsiir, 1/474].
Selain ayat di atas, dalil yang mereka pergunakan antara lain adalah:
a. Hadits wacana qunut nazilah.
ุนูู ุงุจููู ุนูู ูุฑ ุ ุฃูููููู ุณูู ูุนู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู ุฅูุฐูุง ุฑูููุนู ุฑูุฃูุณููู ู ููู ุงูุฑูููููุนู ู ููู ุงูุฑููููุนูุฉู ุงููุขุฎูุฑูุฉู ู ููู ุงููููุฌูุฑูุ ููููููู: ” ุงููููููู ูู ุงููุนููู ููููุงููุง ููููููุงููุง ููููููุงููุงุ ุจูุนูุฏู ู ูุง ููููููู: ุณูู ูุนู ุงูููููู ููู ููู ุญูู ูุฏูููุ ุฑูุจููููุง ูููููู ุงููุญูู ูุฏู “ุ ููุฃูููุฒููู ุงูููููู: ููููุณู ูููู ู ููู ุงูุฃูู ูุฑู ุดูููุกู ุฅูููู ูููููููู ููุฅููููููู ู ุธูุงููู ูููู
Dari Ibnu โUmar, bahwasannya ia mendengar Rasulullah shallallaahu โalaihi wa sallam apabila ia mengangkat kepalanya dari rukuk yang terakhir shalat Shubuh, ia berdoa : โYa Allah, laknatlah Fulaan, Fulaan, dan Fulaanโ โ yaitu sesudah ia mengucapkan : โSamiโallaahu li-man hamidah, rabbanaa wa lakal-hamdโ. Lalu Allah menurunkan ayat : โTak ada sedikit pun campur tanganmu dalam urusan mereka itu atau Allah mendapatkan taubat mereka, atau mengazab mereka, lantaran sesungguhnya mereka itu orang-orang yang dhalimโ (QS. Aali โImraan : 128)โ [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 4070].
Dalam riwayat Abu Hurairah radliyallaahu โanhu, doa yang diucapkan Nabi shallallaahu โalaihi wa sallam:
ุงููููููู ูู ุฃูููุฌู ุงูููููููุฏู ุจููู ุงูููููููุฏู ููุณูููู ูุฉู ุจููู ููุดูุงู ูุ ููุนููููุงุดู ุจููู ุฃูุจูู ุฑูุจููุนูุฉู ููุงููู ูุณูุชูุถูุนูููููู ู ููู ุงููู ูุคูู ููููููุ ุงููููููู ูู ุงุดูุฏูุฏู ููุทูุฃูุชููู ุนูููู ู ูุถูุฑูุ ููุงุฌูุนูููููุง ุนูููููููู ู ููุณูููู ูููุณูููุ ุงููููููู ูู ุงููุนููู ููุญูููุงููุ ููุฑูุนูููุงุ ููุฐูููููุงููุ ููุนูุตููููุฉู ุนูุตูุชู ุงูููููู ููุฑูุณููููููุ ุซูู ูู ุจูููุบูููุงุ ุฃูููููู ุชูุฑููู ุฐููููู ููู ููุง ุฃูููุฒููู ููููุณู ูููู ู ููู ุงูุฃูู ูุฑู ุดูููุกู ุฃููู ููุชููุจู ุนูููููููู ู ุฃููู ููุนูุฐููุจูููู ู ููุฅููููููู ู ุธูุงููู ูููู “.
โYa Allah, selamatkanlah Waliid bin Waliid, Salamah bin Hisyaam, โAyyaasy bin Abi Rabiiโah dan orang-orang mukmin yang lemah. Ya Allah, perkuatlah hukumanmu kepada Mudlarr dan jadikanlah untuk mereka masa-masa paceklik sebagaimana paceklik Yuusuf. Ya Allah, laknatilah Lihyaan, Riโl, dan Dzakwaan, mereka yang telah membangkang Allah dan Rasul-Nyaโ. Kemudian hingga isu kepada kami, bahwa ia meninggakan doa (qunut) tersebut, ketika diturunkan ayat : โTak ada sedikit pun campur tanganmu dalam urusan mereka itu atau Allah mendapatkan taubat mereka, atau mengazab mereka, lantaran sesungguhnya mereka itu orang-orang yang dhalimโ (QS. Aali โImraan : 128)โ[Diriwayatkan oleh Muslim no. 675].
Yaitu, ia meninggalkan pelaknatan sesudah turunnya QS. Aali โImraan ayat 128, sebagaimana klarifikasi An-Nawawiy rahimahullah:
ููุฏ ุฑูู ุงูุจูููู ุจุงุณูุงุฏู ุนู ุนุจุฏ ุงูุฑุญู ู ุจู ู ูุฏู ุงูุงู ุงู ุงูู ูุงู ุงูู ุง ุชุฑู ุงููุนู ูููุถุญ ูุฐุง ุงูุชุฃููู ุฑูุงูุฉ ุฃุจู ูุฑูุฑุฉ ุงูุณุงุจูุฉ ููู ูููู ” ุซู ุชุฑู ุงูุฏุนุงุก ููู “
โDan telah diriwayatkan oleh Al-Baihaqiy dengan sanadnya dari โAbdurrahmaan bin Mahdiy Al-Imaam[, bahwasannya ia berkata : โBahwasannya yang ditinggalkan oleh Nabi itu hanyalah doa laknat (sementara pensyariโatan qunutnya tetap berlaku)โ. Dan taโwil ini diperjelas oleh riwayat Abu Hurairah sebelumnya, yaitu perkataannya : โkemudian ia meninggalkan doa untuk merekaโ [Al-Majmuuโ, 3/505].
b. Hadits wacana larangan melaknat.
ุนููู ุฃูุจูู ููุฑูููุฑูุฉูุ ููุงูู: ููููู: ููุง ุฑูุณูููู ุงููููููุ ุงุฏูุนู ุนูููู ุงููู ูุดูุฑููููููุ ููุงูู: ” ุฅููููู ููู ู ุฃูุจูุนูุซู ููุนููุงููุงุ ููุฅููููู ูุง ุจูุนูุซูุชู ุฑูุญูู ูุฉู “
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Dikatakan : โWahai Rasulullah, berdoalah kecelakaan terhadap orang-orang muusyrikโ. Beliau shallallaahu โalaihi wa sallam bersabda : โSesungguhnya saya tidak diutus sebagai tukang laknat, Aku hanyalah diutus sebagai rahmatโ [Diriwayatkan oleh Muslim no. 2599].
Sebagian ulama lain membolehkan melaknat orang kafir secara muโayyan. Dalil yang mereka gunakan antara lain:
a. Hadits ucapan salam orang Yahudi.
ุนููู ุนูุงุฆูุดูุฉู ุฑูุถููู ุงูููููู ุนูููููุงุ ููุงููุชู: ููุงูู ุงูููููููุฏู ููุณููููู ูููู ุนูููู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู ูููููููููู: ุงูุณููุงู ู ุนูููููููุ ููููุทูููุชู ุนูุงุฆูุดูุฉู ุฅูููู ููููููููู ูุ ููููุงููุชู: ุนูููููููู ู ุงูุณููุงู ู ููุงููููุนูููุฉูุ ููููุงูู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู: ” ู ูููููุง ููุง ุนูุงุฆูุดูุฉูุ ุฅูููู ุงูููููู ููุญูุจูู ุงูุฑูููููู ููู ุงููุฃูู ูุฑู ููููููู “ุ ููููุงููุชู: ููุง ููุจูููู ุงููููููุ ุฃูููููู ู ุชูุณูู ูุนู ู ูุง ููููููููููุุ ููุงูู: ” ุฃูููููู ู ุชูุณูู ูุนูู ุฃููููู ุฃูุฑูุฏูู ุฐููููู ุนูููููููู ู ููุฃูููููู ููุนูููููููู ู “
Dari โAaisyah radliyallaahu โanhaa, ia berkata : Dulu ada orang Yahudi yang mengucapkan salam kepada Nabi shallallaahu โalaihi wa sallam. Mereka berkata : โAs-Saamu โalaika (kebinasaan atasmu)โ. Maka โAaisyah cepat menangkap maksud perkataan mereka itu, kemudian berkata : โโAlaikumus-saam wal-laโnah (bagimu kebinasaan dan juga laknat)โ. Nabi shallallaahu โalaihi wa sallam bersabda : โTenanglah wahai โAaisyah, sesungguhnya Allah suka pada kelembutan pada semua halโ. โAaisyah berkata : โWahai Nabiyullah, tidakkah engkau mendengar apa yang mereka katakan ?โ. Beliau bersabda : โApakah engkau tidak mendengar saya telah menjawab ucapan mereka. Aku katakan : โwaโalaikum (dan juga bagimu)โ [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 6395].
Sisi pendalilan : Nabi shallallaahu โalaihi wa sallam tidak mengingkari ucapan laknat โAaisyah kepada orang Yahudi tersebut. Yang ia ingkari hanyalah bahwa apa yang dilakukan โAaisyah tidak mencerminkan kelembutan. Seandainya ucapan laknat itu dilarang/diharamkan, tentu ia shallallaahu โalaihi wa sallam akan mengkoreksinya.
b. Hadits laknat dalam qunut naziilah.
ุนููู ุงุจููู ุนูู ูุฑูุ ุฃูููููู ุณูู ูุนู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู ููููููู ููู ุตูููุงุฉู ุงููููุฌูุฑู ููุฑูููุนู ุฑูุฃูุณููู ู ููู ุงูุฑูููููุนูุ ููุงูู: ุงููููููู ูู ุฑูุจููููุง ูููููู ุงููุญูู ูุฏู ููู ุงููุฃูุฎููุฑูุฉูุ ุซูู ูู ููุงูู: ุงููููููู ูู ุงููุนููู ููููุงููุง ููููููุงููุงุ ููุฃูููุฒููู ุงูููููู ุนูุฒูู ููุฌูููู ููููุณู ูููู ู ููู ุงูุฃูู ูุฑู ุดูููุกู ุฃููู ููุชููุจู ุนูููููููู ู ุฃููู ููุนูุฐููุจูููู ู ููุฅููููููู ู ุธูุงููู ูููู
Dari Ibnu โUmar, bahwasannya ia mendengar Nabi shallallaahu โalaihi wa sallam waktu shalat Shubuh ketika ia mengangkat kepalanya dari rukuk mengucapkan : โAllaahumma Rabbanaa wa lakal-hamduโ โ dalam rakaโat terakhir. Kemudian ia membaca : โYa Allah, laknatilah Fulaan dan Fulaanโ. Lalu Allah โazza wa jalla menurunkan ayat : โTak ada sedikit pun campur tanganmu dalam urusan mereka itu atau Allah mendapatkan taubat mereka, atau mengazab mereka, lantaran sesungguhnya mereka itu orang-orang yang dhalimโ (QS. Aali โImraan : 128) [Diriwayatkan Al-Bukhaariy no. 7346].
Sisi pendalilan : Riwayat di atas terperinci menyebutkan doa laknat Nabi shallallaahu โalaihi wa sallam terhadap orang kafir Quraisy. Adapun taโwil sebagian ulama bahwa ia shallallaahu โalaihi wa sallam berhenti mendoakan laknat kepada orang kafir secara muโayyan lantaran turunnya ayat, maka ini sanggup ditinjau kembali.
Hal itu dikarenakan ada sababun-nuzuul lain dari ayat sebagai berikut:
ุนููู ุฃูููุณู ุฃููู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู ููุณูุฑูุชู ุฑูุจูุงุนูููุชููู ููููู ู ุฃูุญูุฏู ููุดูุฌูู ููู ุฑูุฃูุณููู ููุฌูุนููู ููุณูููุชู ุงูุฏููู ู ุนูููููุ ููููููููู: ูููููู ููููููุญู ููููู ู ุดูุฌูููุง ููุจููููููู ู ููููุณูุฑููุง ุฑูุจูุงุนูููุชููู ูููููู ููุฏูุนููููู ู ุฅูููู ุงููููููุ ููุฃูููุฒููู ุงูููููู ุนูุฒูู ููุฌูููู ููููุณู ูููู ู ููู ุงูุฃูู ูุฑู ุดูููุกู
Dari Anas : Bahwasannya pada peperangan Uhud, gigi geraham Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam patah, dan kepala ia terluka. Maka ia mengusap darah dari kepala ia sambil menyampaikan : โBagaimana akan mendapatkan keberuntungan, satu kaum yang melukai kepala Nabi mereka dan mematahkan gigi gerahamnya, sedangkan Nabi itu mengajak mereka menuju (peribadahan kepada) Allah?โ. Maka Allah โazza wa jalla menurunkan ayat : โTak ada sedikit pun campur tanganmu dalam urusan mereka ituโ (QS. Aali โImraan : 128) [Diriwayatkan oleh Muslim no. 1791].
Perang Uhud terjadi lebih dahulu daripada kejadian Biโr Maโuunah. Ibnu Hajar rahimahullahmenjelaskan penjamakan dua riwayat ini dengan perkataannya:
ููุทูุฑููู ุงููุฌูู ูุน ุจููููู ููุจูููู ุญูุฏููุซ ุงูุจูู ุนูู ูุฑ ุฃูููููู ุตููููู ุงููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ุฏูุนูุง ุนูููู ุงููู ูุฐููููุฑูููู ุจูุนูุฏ ุฐููููู ููู ุตูููุงุชู ููููุฒูููุชู ุงููุขููุฉ ููู ุงููุฃูู ูุฑููููู ู ูุนูุง ุ ูููู ูุง ููููุนู ูููู ู ููู ุงููุฃูู ูุฑ ุงููู ูุฐููููุฑ ูููููู ูุง ููุดูุฃู ุนููููู ู ููู ุงูุฏููุนูุงุก ุนูููููููู ู ุ ููุฐููููู ููููู ููู ุฃูุญูุฏ ุ ุจูุฎูููุงูู ููุตููุฉ ุฑูุนููู ููุฐูููููุงูู ููุฅููููููุง ุฃูุฌูููุจููููุฉ ุ ููููุญูุชูู ูู ุฃููู ููููุงู ุฅูููู ููุตููุชูู ู ููุงููุชู ุนูููุจ ุฐููููู ููุชูุฃูุฎููุฑู ููุฒููู ุงููุขููุฉ ุนููู ุณูุจูุจููุง ูููููููุง ุ ุซูู ูู ููุฒูููุชู ููู ุฌูู ููุน ุฐููููู ุ ููุงูููููู ุฃูุนูููู ู
โDan jalan penjamakan antara hadits Anas dan hadits Ibnu โUmar bahwasannya beliaushallallaahu โalaihi wa sallam mendoakan kejelekan terhadap orang-orang tersebut sesudah kejadian tersebut dalam shalatnya; maka turunlah ayat dalam dua perkara secara bersamaan. Pertama, turun untuk perkara yang telah disebutkan (yaitu dalam hadits) dan kedua, turun untuk kejadian doa kejelekan yang ia ucapkan kepada mereka, semuanya terjadi di Uhud. Berbeda halnya dengan kisah Riโl dan Dzakwaan lantaran ia yaitu kisah lain. Ada kemungkinan untuk dikatakan bahwa sesungguhnya kisah mereka terjadi setelahnya dan ayat turun sedikit terlambat dari sebabnya. Kemudian ayat itu turun untuk semuanya,wallaahu aโlamโ [Fathul-Baariy, 8/227].
Dan sebelumnya Ibnu Hajar rahimahullah telah menegaskan penguatan bahwa yang benar ayat tersebut turun untuk kejadian Uhud:
ููุงูุตููููุงุจู ุฃููููููุง ููุฒูููุชู ููู ุดูุฃููู ุงูููุฐูููู ุฏูุนูุง ุนูููููููู ู ุจูุณูุจูุจู ููุตููุฉู ุฃูุญูุฏู ุ ููุงูููููู ุฃูุนูููู . ููููุคููููุฏ ุฐููููู ุธูุงููุฑ ูููููู ููู ุตูุฏูุฑู ุงููุขููุฉู ( ููููููุทูุนู ุทูุฑูููุง ู ููู ุงูููุฐูููู ููููุฑููุง ) ุฃููู ููููุชููููู ู ( ุฃููู ููููุจูุชูููู ู ) ุฃููู ููุฎูุฒูููููู ู ุ ุซูู ูู ููุงูู : ( ุฃููู ููุชููุจู ุนูููููููู ู ) ุฃููู ููููุณูููู ููุง ( ุฃููู ููุนูุฐููุจูููู ู ) ุฃููู ุฅููู ู ูุงุชููุง ูููููุงุฑูุง .
โDan yang benar, ayat tersebut turun pada perkara yang ia mendoakan kejelekan pada mereka dengan alasannya yaitu kisah Uhud. Wallaahu aโlam. Dan hal itu dikuatkan dengan dhahir firman Allah sebelumnya : โ(Allah menolong kau dalam perang Badar dan memberi bala proteksi itu) untuk membinasakan segolongan orang-orang yang kafirโ (QS. Aali โImraan : 127), yaitu : membunuh mereka. โAtau untuk menimbulkan mereka hinaโ (QS. Aali โImraan : 127), yaitu : menghinakan mereka. Kemudian Allah berfirman : โatau Allah mendapatkan taubat merekaโ (QS. Aali โImraan : 128), yaitu : kemudian mereka masuk Islam. โAtau mengadzab merekaโ (QS. Aali โImraan : 128), yaitu bila mereka mati dalam keadaan kafir [Fathul-Baariy, 7/366].
Dhahir ayat ini berkaitan dengan larangan ikut campur dalam urusan Allah dalam hal membiarkan hamba-Nya dalam kesesatan ataukah menawarkan petunjuk kepadanya.
Ibnu Katsiir rahimahullah berkata:
ููุงู: { ููููุณู ูููู ู ููู ุงูุฃู ูุฑู ุดูููุกู } ุฃู: ุจู ุงูุฃู ุฑ ูููู ุฅููุ ูู ุง ูุงู: { ููุฅููููู ูุง ุนููููููู ุงููุจููุงุบู ููุนูููููููุง ุงููุญูุณูุงุจู } [ุงูุฑุนุฏ:40] ููุงู { ููููุณู ุนููููููู ููุฏูุงููู ู ููููููููู ุงูููููู ููููุฏูู ู ููู ููุดูุงุกู } [ุงูุจูุฑุฉ:272]. ููุงู { ุฅูููููู ูุง ุชูููุฏูู ู ููู ุฃูุญูุจูุจูุชู ููููููููู ุงูููููู ููููุฏูู ู ููู ููุดูุงุกู } [ุงููุตุต:56].
ูุงู ู ุญู ุฏ ุจู ุฅุณุญุงู ูู ูููู: { ููููุณู ูููู ู ููู ุงูุฃู ูุฑู ุดูููุกู } ุฃู: ููุณ ูู ู ู ุงูุญูู ุดูุก ูู ุนุจุงุฏู ุฅูุง ู ุง ุฃู ุฑุชู ุจู ูููู .
ุซู ุฐูุฑ ุชุนุงูู ุจููุฉ ุงูุฃูุณุงู ููุงู: { ุฃููู ููุชููุจู ุนูููููููู ู } ุฃู: ู ู ุง ูู ููู ู ู ุงูููุฑ ูููุฏููู ุจุนุฏ ุงูุถูุงูุฉ { ุฃููู ููุนูุฐููุจูููู ู } ุฃู: ูู ุงูุฏููุง ูุงูุขุฎุฑุฉ ุนูู ููุฑูู ูุฐููุจูู ุ ูููุฐุง ูุงู: { ููุฅููููููู ู ุธูุงููู ูููู } ุฃู: ูุณุชุญููู ุฐูู.
โAllah berfirman : โTak ada sedikit pun campur tanganmu dalam urusan mereka ituโ, yaitu : bahkan semua urusan kembali kepada-Ku โ sebagaimana firman-Nya : โKarena sesungguhnya tugasmu hanya memberikan saja, sedang Kami-lah yang menghisab amalan merekaโ (QS. Ar-Raโd : 40). โBukanlah kewajibanmu menimbulkan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufik) siapa yang dikehendaki-Nyaโ (QS. Al-Baqarah : 272). โSesungguhnya kau tidak akan sanggup memberi petunjuk kepada orang yang kau kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nyaโ (QS. Al-Qashshash : 56).
Muhammad bin Ishaaq berkata wacana firman-Nya : โTak ada sedikit pun campur tanganmu dalam urusan mereka ituโ; yaitu : โtidak ada keputusan apapun bagimu terhadap hamba-Ku kecuali apa yang Aku perintahkan dengannya terhadap merekaโ.
Kemudian Allah taโala menyebutkan pecahan lain. Ia berfirman : โatau Allah mendapatkan taubat merekaโ (QS. Aali โImraan : 128), yaitu : (mengampuni) kekufuran mereka, dan kemudian Allah menawarkan petunjuk kepada mereka sesudah mereka terjatuh dalam kesesatan. โAtau mengazab merekaโ (QS. Aali โImraan : 128); yaitu : โ(mengadzab mereka) di dunia dan di darul abadi lantaran kekufuran dan dosa-dosa merekaโ. Oleh lantaran itu Allah kemudian berfirman : โkarena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang dhalimโ (QS. Aali โImraan : 128); yaitu : mereka memang berhak mendapatkannyaโ [Tafsiir Ibni Katsiir, 2/114].
Konteks tafsir ini lebih sesuai dengan sababun-nuzuul yang dibawakan Anas bin Maalik radliyallaahu โanhu, wallaahu aโlam.
Oleh lantaran itu, berhentinya ia shallallaahu โalaihi wa sallam melaksanakan qunut nazilah sesudah kejadian Biโr Maโuunah (sebagaimana riwayat Ibnu โUmar) yaitu terkait teguran supaya ia shallallaahu โalaihi wa sallam tidak memastikan seseorang tersesat dan terus dalam kekafiran (sehingga ia mendoakan kecelakaan bagi mereka). Hal itu dikuatkan oleh jalan lain dari hadits Ibnu โUmar radliyallaahu โanhumaa:
ุนููู ุนูุจูุฏู ุงูููููู ุจููู ุนูู ูุฑูุ ุฃููู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู ููุงูู ููุฏูุนูู ุนูููู ุฃูุฑูุจูุนูุฉู ููููุฑู ููุฃูููุฒููู ุงูููููู ุชูุจูุงุฑููู ููุชูุนูุงููู: ููููุณู ูููู ู ููู ุงูุฃูู ูุฑู ุดูููุกู ุฃููู ููุชููุจู ุนูููููููู ู ุฃููู ููุนูุฐููุจูููู ู ููุฅููููููู ู ุธูุงููู ูููู ููููุฏูุงููู ู ุงูููููู ููููุฅูุณูููุงู ู
Dari โAbdullah bin โUmar : Bahwasannya Rasulullah shallallaahu โalaihi wa sallam pernah mendoakan kejelekan kepada empat orang, kemudian Allah tabaaraka wa taโala menurunkan ayat : โTak ada sedikit pun campur tanganmu dalam urusan mereka itu atau Allah mendapatkan taubat mereka, atau mengazab mereka, lantaran sesungguhnya mereka itu orang-orang yang dhalimโ (QS. Aali โImraan : 128). Lalu Allah menawarkan hidayah kepada mereka untuk memeluk Islamโ [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy no. 3005, dan ia berkata : โHadits hasan ghariib shahihโ. Dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Shahiih Sunan At-Tirmidziy 3/207].
c. Hadits sumur Badr.
Ketika ‘Amru bin Hisyaam, ‘Utbah bin Rabiiโah, Syaibah bin Rabiiโah, Al-Waliid bin ‘Utbah, Umayyah bin Khalaf, ‘Uqbah bin Abu Muโaith, dan โUmaarah bin Al-Waliid mati dan dimasukkan dalam sumur Badr, Nabi shallallaahu โalaihi wa sallam bersabda:
ููุฃูุชูุจูุนู ุฃูุตูุญูุงุจู ุงูููููููุจู ููุนูููุฉู
โPenghuni sumur ini diiringi oleh laknatโ [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 520].
d. Hadits pemabuk yang dieksekusi cambuk.
ุนููู ุนูู ูุฑู ุจููู ุงููุฎูุทููุงุจู: ” ุฃูููู ุฑูุฌูููุง ุนูููู ุนูููุฏู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู ููุงูู ุงุณูู ููู ุนูุจูุฏู ุงููููููุ ููููุงูู ูููููููุจู ุญูู ูุงุฑูุงุ ููููุงูู ููุถูุญููู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู ููููุงูู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู ููุฏู ุฌูููุฏููู ููู ุงูุดููุฑูุงุจูุ ููุฃูุชููู ุจููู ููููู ูุงุ ููุฃูู ูุฑู ุจููู ููุฌูููุฏูุ ููููุงูู ุฑูุฌููู ู ููู ุงููููููู ู: ุงููููููู ูู ุงููุนูููููุ ู ูุง ุฃูููุซูุฑู ู ูุง ููุคูุชูู ุจูููุ ููููุงูู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู: ููุง ุชูููุนููููููุ ููููุงููููููุ ู ูุง ุนูููู ูุชู ุฅูููููู ููุญูุจูู ุงูููููู ููุฑูุณูููููู “
Dari โUmar bin Al-Khaththaab : Ada seorang pria di jaman Nabi shallallaahu โalaihi wa sallam berjulukan โAbdullah, yang dijuluki keledai (himaar). Ia suka menciptakan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam tertawa. Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah mencambuknya lantaran ia mabuk. Suatu hari ia dihadapkan ke hadapan Nabi shallallaahu โalaihi wa sallam, kemudian ia memerintahkan supaya ia dicambuk. Lalu ada seorang pria dari satu kaum berkata : โYa Allah, laknatilah ia, betapa sering ia dihukumโ. Maka Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Janganlah kalian melaknatnya. Demi Allah, tidaklah saya mengetahuinya kecuali ia menyayangi Allah dan Rasul-Nya” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 6780].
Ibnu Katsiir rahimahullah berkata:
ููุงูุช ุทุงุฆูุฉ ุฃุฎุฑู: ุจู ูุฌูุฒ ูุนู ุงููุงูุฑ ุงูู ุนูู. ูุงุฎุชุงุฑ ุฐูู ุงููููู ุฃุจู ุจูุฑ ุจู ุงูุนุฑุจู ุงูู ุงูููุ ููููู ุงุญุชุฌ ุจุญุฏูุซ ููู ุถุนูุ ูุงุณุชุฏู ุบูุฑู ุจููููุ ุนููู ุงูุณูุงู ุ ูู ุตุญูุญ ุงูุจุฎุงุฑู ูู ูุตุฉ ุงูุฐู ูุงู ูุคุชู ุจู ุณูุฑุงู ููุญุฏูุ ููุงู ุฑุฌู: ูุนูู ุงูููุ ู ุง ุฃูุซุฑ ู ุง ูุคุชู ุจูุ ููุงู ุฑุณูู ุงููู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู : “ูุง ุชูุนูู ูุฅูู ูุญุจ ุงููู ูุฑุณููู” ูุงููุง: ูุนูููุฉ ุงูู ูุน ู ู ูุนููุ ุจุฃูู ูุญุจ ุงููู ูุฑุณููู ูุฏู ุนูู ุฃู ู ู ูุง ูุญุจ ุงููู ูุฑุณููู ููุนูุ ูุงููู ุฃุนูู .
โSekelompok ulama lain berkata : โBahkan diperbolehkan melaknati orang kafir tertentu. Pendapat ini dipilih oleh Abu Bakr bin Al-โArabiy Al-Maalikiy, akan tetapi ia berhujjah dengan hadits dlaโif. Ulama lain (yang beropini membolehkan) berdalil dengan sabda beliauโalaihis-salaam dalam Shahiih Al-Bukhaariy dalam kisah seorang pria pemabuk yang dihadapkan kepada ia shallallaahu โalaihi wa sallam, kemudian ia menegakkan hadd padanya. Seorang pria berkata: โSemoga Allah melaknatnya, betapa sering ia dihukumโ. Lalu Rasulullah shallallaahu โalaihi wa sallam bersabda : โJanganlah kalian melaknatnya, lantaran ia menyayangi Allah dan Rasul-Nyaโ. Mereka berkata : โAlasan larangan melaknat yaitu lantaran ia menyayangi Allah dan Rasul-Nya. Maka itu memperlihatkan bahwa orang yang tidak menyayangi Allah dan Rasul-Nya boleh untuk dilaknat, wallaahu aโlamโ [Tafsiir Ibni Katsiir, 1/474].
e. Perkataan Bilaal bin Rabbaah radliyallaahu โanhu yang melaknat beberapa tokoh kafir Quraisy.
ุนููู ุนูุงุฆูุดูุฉู ุฑูุถููู ุงูููููู ุนูููููุงุ ููุงููุชู: ” ููู ููุง ููุฏูู ู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู ุงููู ูุฏููููุฉู ููุนููู ุฃูุจูู ุจูููุฑูุ ููุจูููุงููุ …….ููููุงูู ุจูููุงูู ุฅูุฐูุง ุฃูููููุนู ุนููููู ุงููุญูู ููู ููุฑูููุนู ุนููููุฑูุชูููุ ููููููู: ุฃูููุง ููููุชู ุดูุนูุฑูู ูููู ุฃูุจููุชูููู ููููููุฉู ุจูููุงุฏู ููุญูููููู ุฅูุฐูุฎูุฑู ููุฌูููููู ูููููู ุฃูุฑูุฏููู ููููู ูุง ู ูููุงูู ู ูุฌููููุฉู ูููููู ููุจูุฏููููู ููู ุดูุงู ูุฉู ููุทูููููู. ููุงูู: ุงููููููู ูู ุงููุนููู ุดูููุจูุฉู ุจููู ุฑูุจููุนูุฉูุ ููุนูุชูุจูุฉู ุจููู ุฑูุจููุนูุฉูุ ููุฃูู ููููุฉู ุจููู ุฎูููููุ ููู ูุง ุฃูุฎูุฑูุฌููููุง ู ููู ุฃูุฑูุถูููุง ุฅูููู ุฃูุฑูุถู ุงููููุจูุงุกูุ ุซูู ูู ููุงูู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู: ุงููููููู ูู ุญูุจููุจู ุฅูููููููุง ุงููู ูุฏููููุฉู ููุญูุจููููุง ู ููููุฉู ุฃููู ุฃูุดูุฏููุ ุงููููููู ูู ุจูุงุฑููู ููููุง ููู ุตูุงุนูููุง ููููู ู ูุฏููููุง ููุตูุญููุญูููุง ููููุงุ ููุงูููููู ุญูู ููุงููุง ุฅูููู ุงููุฌูุญูููุฉู “
Dari โAaisyah radliyallaahu โanhaa, ia berkata : Ketika Rasulullah shallallaahu โalaihi wa sallam tiba di Madiinah, Abu Bakr dan Bilaal terjangkit demamโฆโฆ Apabila Bilaal sembuh dari demamnya, ia bersyiโir dengan bunyi keras : โAlangkah baiknya syairku, dapatkah kiranya saya bermalam di sebuah lembah yang dikelilingi pohon idzkir dan jalil. Apakah ada suatu hari nanti saya sanggup mencapai air Majannah. Dan apakah bukit Syamah dan Thufail akan tampak bagiku?โ. Lalu ia berkata : Ya โYa Allah, laknatlah Syaibah bin Rabiiโah, ‘Utbah bin Rabiiโah, dan Umayyah bin Khalaf, sebagaimana mereka telah mengakibatkan kami keluar dari negeri kami (Makkah) ke negeri derita (Madiinah). Kemudian Rasulullah shallallaahu โalaihi wa sallam bersabda : โYa Allah, jadikanlah Madinah sebagai kota yang kami cintai sebagaimana kami menyayangi Makkah atau bahkan lebih dari itu. Ya Allah, berkahilah timbangan shaaโ dan mudd kami. Sehatkanlah (makmurkanlah) Madinah untuk kami dan pindahkanlah wabah demamnya ke Juhfahโ [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 1889].
f. Perkataan sebagian salaf terhadap Jahm bin Shafwan yang telah dikafirkan para ulama.
ุนููู ููุฒููุฏ ุจููู ููุงุฑููููุ ููููููู: ” ููุนููู ุงูููููู ุงููุฌูููู ูุ ููู ููู ููุงูู ุจููููููููู
Dari Yaziid bin Haaruun ia berkata : โAllah melaknat Jahm dan orang yang berkata dengan perkataannyaโฆโ [Diriwayatkan oleh โAbdullah bin Ahmad dalam As-Sunnah no. 189; shahih].
Pendapat yang berpengaruh dalam hal ini yaitu pendapat yang membolehkannya.
Tentang dalil laknat dalam qunut nazilah yang dibawakan jumhur ulama telah dijawab di atas. Adapun hadits wacana larangan melaknat, maka hadits itu memakai lafadh laโaan (ููุนููุงูู). Hal itu menyerupai hadits yang lain:
ุนููู ุฃูุจูู ููุฑูููุฑูุฉูุ ุฃููู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู ููุงูู: ” ููุง ููููุจูุบูู ููุตูุฏููููู ุฃููู ููููููู ููุนููุงููุง “
Dari Abu Hurairah : Bahwasannya Rasulullah shallallaahu โalaihi wa sallam pernah bersabda : โTidak selayaknya bagi seorang yang shiddiiq menjadi tukang laknatโ [Diriwayatkan oleh Muslim no. 2597].
An-Nawawiy rahimahullah berkata:
ููููู ู ูููููู : ููุงุนูููุง ููุงููููุงุนูููููู ููุฃูููู ููุฐูุง ุงูุฐููู ู ููู ุงููุญูุฏููุซ ุฅููููู ูุง ูููู ููู ููู ููุซูุฑู ู ููููู ุงููููุนูู ุ ููุง ููู ูุฑููุฉู ููููุญููููุง
โBeliau tidak menyampaikan laaโinan dan laaโinuun, lantaran maksud celaan dalam hadits hanyalah bagi orang yang banyak melaknat, bukan orang yang sesekali/jarang melaknatโ [Syarh Shahiih Muslim, 16/149].
Sekaligus di sini terkandung faedah : Meskipun boleh melaknat kafir secara muโayyan (individu/personal), maka tidak selayaknya seorang mukmin memperbanyak laknat dalam rangka meneladani Nabi shallallaahu โalaihi wa sallam. Saat ia shallallaahu โalaihi wa sallam diminta melaknat orang musyrik โ padahal mereka memang berhak untuk dilaknat – , ia menolaknya.
Melaknat Orang Muslim yang Bermaksiat atau Berbuat Kefasikan Secara Muโayyan
Para ulama berbeda pendapat wacana aturan melaknat orang muslim yang berbuat maksiat secara spesifik (muโayyan). Jumhur ulama melarangnya, sedangkan yang lain membolehkannya.
a. Pendapat yang Melarang.
Ulama yang melarang berdalil dengan hadits โUmar bin Al-Khaththaab radliyallaahu โanhu di atas wacana pemabuk yang dieksekusi cambuk. Dalam hadits tersebut terperinci disebutkan larangan Nabi shallallaahu โalaihi wa sallam untuk melaknatnya, lantaran ia seorang yang menyayangi Allah dan Rasul-Nya.
Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:
ูุฃู ุง ุงููุงุณู ุงูู ุนูู ููุง ุชูุจุบู ูุนูุชู ูููู ุงููุจู ุฃู ููุนู ุนุจุฏุงููู ุจู ุญู ุงุฑ ุงูุฐู ูุงู ูุดุฑุจ ุงูุฎู ุฑ
โAdapun orang fasiq muโayyan, maka tidak boleh melaknatnya lantaran adanya larangan Nabi shallallaahu โalaihi wa sallam untuk melaknat โAbdullah bin Himaar yang biasa meminum khamrโ [Majmuuโ Al-Fataawaa, 6/511].
Begitu juga Ibnul-โArabiy rahimahullah yang berdalil dengan hadits tersebut untuk menegaskan ketidakbolehannya:
ูุฃู ุง ุงูุนุงุตู ุงูู ุนููุ ููุง ูุฌูุฒ ูุนูู ุงุชูุงูุง
โAdapun orang yang bermaksiat muโayyan, maka tidak boleh melaknatnya berdasarkan kesepakatanโ [Ahkaamul-Qurโaan, 1/75].
Namun klaim ijmaaโ Ibnul-โArabiy rahimahullah ini tidak benar.
Ketika menjelaskan hadits pelaknatan terhadap pencuri, An-Nawawiy rahimahullah berkata:
ููุฐูุง ุฏููููู ููุฌูููุงุฒู ููุนูู ุบูููุฑ ุงููู ูุนููููู ู ููู ุงููุนูุตูุงุฉ ุ ููุฃูููููู ููุนูู ููููุฌูููุณู ููุง ููู ูุนูููููู ุ ููููุนูู ุงููุฌูููุณ ุฌูุงุฆูุฒ ููู ูุง ููุงูู ุงููููู ุชูุนูุงููู : { ุฃูููุง ููุนูููุฉ ุงููููู ุนูููู ุงูุธููุงููู ูููู } ููุฃูู ููุง ุงููู ูุนููููู ููููุง ููุฌููุฒ ููุนููู
โIni yaitu dalil bolehnya melaknat orang yang bermasiat tanpa penyebutan secara muโayyan, lantaran ia termasuk laknat terhadap jenis, bukan terhadap indidu tertentu. Dan pelaknatan terhadap jenis diperbolehkan sebagaimana firman Allah taโala : โIngatlah laknat Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang dhalimโ (QS. Huud : 18). Adapun laknat secara individu (muโayyan), maka tidak diperbolehkanโ [Syarh Shahiih Muslim, 11/185].
Selain hadits peminum khamr, para ulama yang melarang juga berdalil dengan hadits-hadits yang melarang adanya pelaknatan โ yang diantaranya telah disebutkan di atas – .
ุนููู ุนูุจูุฏู ุงููููููุ ููุงูู: ููุงูู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู: ” ุฅูููู ุงููู ูุคูู ููู ููููุณู ุจูุงููููุนููุงูู ููููุง ุงูุทููุนููุงููุ ููููุง ุงููููุงุญูุดู ููููุง ุงููุจูุฐููุกู “
Dari โAbdullah, ia berkata : Telah bersabda Rasulullahshallallaahu โalaihi wa sallam : โSesungguhnya orang mukmin itu orang yang tidak suka melaknat, mencela, berkata keji/jorok, dan kotorโ [Diriwayatkan oleh Ahmad 1/416; shahih].
Juga hadits ini:
ุนููู ุนูู ูุฑูุงูู ุจููู ุญูุตูููููุ ููุงูู: ุจูููููู ูุง ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู ููู ุจูุนูุถู ุฃูุณูููุงุฑูููุ ููุงู ูุฑูุฃูุฉู ู ููู ุงููุฃูููุตูุงุฑู ุนูููู ููุงููุฉูุ ููุถูุฌูุฑูุชูุ ููููุนูููุชูููุงุ ููุณูู ูุนู ุฐููููู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู ููููุงูู: ุฎูุฐููุง ู ูุง ุนูููููููุง ููุฏูุนููููุง ููุฅููููููุง ู ูููุนููููุฉู
Dari โImraan bin Hushain, ia berkata : Ketika Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dalam suatu perjalanan, ada seorang perempuan Anshar yang tengah mengendarai unta. Tiba-tiba unta ngadat. Lalu perempuan itu melaknatnya. Rasulullah shallallaahu โalaihi wa sallam mendengarnya kemudian bersabda: ‘Ambil beban yang ada di atas onta itu dan lepaskanlah, lantaran ia telah dilaknatโ [Diriwayatkan oleh Muslim no. 2595].
Jika binatang saja tidak boleh dilaknat, apalagi insan ?.
b. Pendapat yang Membolehkan.
Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:
ููุฏ ุชูุงุฒุน ุงููุงุณ ูู ูุนูุฉ ุงููุงุณู ุงูู ุนูู ูููู ุฅูู ุฌุงุฆุฒ ูู ุง ูุงู ุฐูู ุทุงุฆูุฉ ู ู ุฃุตุญุงุจ ุฃุญู ุฏ ูุบูุฑูู ูุฃุจู ุงููุฑุฌ ุจู ุงูุฌูุฒู ูุบูุฑู
โOrang-orang berselisih pendapat wacana persoalan laknat terhadap orang fasiq secara muโayyan. Dikatakan bahwa hal tersebut diperbolehkan sebagaimana dikatakan sekelompok ashhaab Ahmad dan yang lainnya, menyerupai Abul-Faraj bin Al-Jauziy dan yang lainnyaโ [Minhaajus-Sunnah, 4/569].
Dalilnya yang mereka jadikan sandaran diantaranya:
Firman Allah taโala:
ููุงูููุฐูููู ููุฑูู ูููู ุฃูุฒูููุงุฌูููู ู ููููู ู ูููููู ููููู ู ุดูููุฏูุงุกู ุฅููุง ุฃูููููุณูููู ู ููุดูููุงุฏูุฉู ุฃูุญูุฏูููู ู ุฃูุฑูุจูุนู ุดูููุงุฏูุงุชู ุจูุงูููููู ุฅูููููู ููู ููู ุงูุตููุงุฏูููููู * ููุงููุฎูุงู ูุณูุฉู ุฃูููู ููุนูููุฉู ุงูููููู ุนููููููู ุฅููู ููุงูู ู ููู ุงููููุงุฐูุจูููู
โDan orang-orang yang menuduh istrinya (berzina), padahal mereka tidak ada mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri, maka persaksian orang itu ialah empat kali bersumpah dengan nama Allah, sesungguhnya dia yaitu termasuk orang-orang yang benar. Dan (sumpah) yang kelima : bahwa laknat Allah atasnya, bila dia termasuk orang-orang yang berdustaโ [QS. An-Nuur : 7].
ุนููู ุฃูุจูู ููุฑูููุฑูุฉู ุฑูุถููู ุงูููููู ุนูููููุ ููุงูู: ููุงูู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู: ” ุฅูุฐูุง ุฏูุนูุง ุงูุฑููุฌููู ุงู ูุฑูุฃูุชููู ุฅูููู ููุฑูุงุดููู ููุฃูุจูุชู ููุจูุงุชู ุบูุถูุจูุงูู ุนูููููููุง ููุนูููุชูููุง ุงููู ูููุงุฆูููุฉู ุญูุชููู ุชูุตูุจูุญู “
Dari Abu Hurairah radliyallaahu โanhu, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu โalaihi wa sallam : โApabila seorang suami mengajak istrinya ke ranjang, namun si (istri) enggan memenuhinya sehingga si suami tidur malam dalam keadaan marah, maka para malaikat akan melaknatnya hingga waktu Shubuhโ [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 3237].
Sisi pendalilan : Jika melaknat secara muโayyan merupakan perbuatan yang dilarang/diharamkan dalam syariโat, pasti malaikat tidak akan melakukannya.
ุนููู ุงูุดููุนูุจููููุ ููุงูู: ุณูู ูุนูุชู ุนูุจูุฏู ุงูููููู ุจููู ุงูุฒููุจูููุฑูุ ูููููู ู ูุณูุชูููุฏู ุฅูููู ุงููููุนูุจูุฉู ูููููู ููููููู: ููุฑูุจูู ููุฐููู ุงููููุนูุจูุฉูุ ููููุฏู ” ููุนููู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู ููููุงููุง ููู ูุง ููููุฏู ู ููู ุตูููุจููู “
Dari Asy-Syaโbiy, ia berkata : Aku mendengar โAbdullah bin Az-Zubair dalam keadaan bersandar ke Ka’bah, berkata : “Demi Dzat yang mempunyai Kaโbah ini, sungguh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallampernah melaknat si Fulan dan yang dilahirkan dari tulang rusuknya” [Diriwayatkan oleh Ahmad 4/5; sanadnya shahih].
Dalam hadits ini, dikhabarkan ia dengan terperinci pernah melaknat seseorang secara personal.
ุนููู ุฃูุจูู ููุฑูููุฑูุฉูุ ููุงูู: ุฌูุงุกู ุฑูุฌููู ุฅูููู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู ููุดูููู ุฌูุงุฑูููุ ููููุงูู: ุงุฐูููุจู ููุงุตูุจูุฑูุ ููุฃูุชูุงูู ู ูุฑููุชูููููุ ุฃููู ุซูููุงุซูุงุ ููููุงูู: ุงุฐูููุจู ููุงุทูุฑูุญู ู ูุชูุงุนููู ููู ุงูุทููุฑููููุ ููุทูุฑูุญู ู ูุชูุงุนููู ููู ุงูุทููุฑููููุ ููุฌูุนููู ุงููููุงุณู ููุณูุฃูููููููู ููููุฎูุจูุฑูููู ู ุฎูุจูุฑูููุ ููุฌูุนููู ุงููููุงุณู ููููุนูููููููู ููุนููู ุงูููููู ุจููู ููููุนููู ููููุนููู ููุฌูุงุกู ุฅููููููู ุฌูุงุฑูููุ ููููุงูู ูููู: ุงุฑูุฌูุนู ููุง ุชูุฑูู ู ููููู ุดูููุฆูุง ุชูููุฑููููู
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Seorang pria pernah tiba kepada Nabi shallallaahu โalaihi wa sallam mengeluhkan perihal tetangganya. Maka ia shallallaahu โalaihi wa sallam bersabda : โPulang dan bersabarlah”. Orang itu kembali mendatangi ia hingga dua atau tiga kali. Maka ia shallallaahu โalaihi wa sallam bersabda padanya : “Pulang dan lemparkanlah barang-barangmu ke jalan”. Maka orang itu pun melemparkan barang-barangnya ke jalan, sehingga orang-orang bertanya kepadanya. Ia kemudian menceritakan keadaannya kepada mereka. Maka orang-orang pun melaknat tetangganya itu. Hingga tetangganya itu mendatanginya dan berkata : โKembalikanlah barang-barangmu, engkau tidak akan melihat lagi sesuatu yang tidak engkau sukai darikuโ [Diriwayatkan oleh Abu Daawud no. 5153, Al-Bukhaariy dalam Al-Adabul-Mufrad no. 124, dan lainnya; dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Shahiih Sunan Abi Daawud 3/264].
Abu Hurairah mempunyai syahiid dari Abu Juhaifah radliyallaahu โanhumaa yang padanya disebutkan bahwa si tetangga tersebut alhasil menemui Nabi shallallaahu โalaihi wa sallam menceritakan laknat orang-orang kepada. Nabi shallallaahu โalaihi wa sallam kemudian bersabda:
ุฅูููู ููุนูููุฉู ุงูููููู ูููููู ููุนูููุชูููู ู
โSesungguhnya laknat Allah di atas laknat merekaโ.
Di lain riwayat:
ููุฏู ููุนููููู ุงูููููู ููุจููู ุงููููุงุณู
โSungguh, Allah telah melaknatmu sebelum orang-orangโ [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy dalam Al-Adabul-Mufrad no. 125, Al-Bazzaar dalam Al-Bahr no. 4235, Ath-Thabaraaniy dalam Makaarimul-Akhlaaq no. 236, dan yang lainnya; Al-Albaaniy menyampaikan : โhasan shahihโ dalam Shahiih Al-Adabil-Mufrad hal. 71-72].
Sisi pendalilannya : Adanya taqrir ia shallallaahu โalaihi wa sallam atas laknat orang-orang kepada si tetangga jahat tadi.
ุนููู ุฌูุงุจูุฑูุ ุฃูููู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู ู ูุฑูู ุนููููููู ุญูู ูุงุฑู ููุฏู ููุณูู ู ููู ููุฌูููููุ ููููุงูู: ” ููุนููู ุงูููููู ุงูููุฐูู ููุณูู ููู “
Dari Jaabir : Bahwasannya Nabi shallallaahu โalaihi wa sallam pernah berpapasan dengan seekor keledai yang dicap dengan besi panas di wajahnya. Maka ia bersabda : โAllah melaknat orang yang melakukannyaโ [Diriwayatkan oleh Muslim no. 2117].
Di sini ia shallallaahu โalaihi wa sallam menyampaikan adanya laknat Allah terhadap orang tertentu yang telah melaksanakan pengecapan besi panas di wajah keledai yang ia temui โ meski orang tersebut tidak bertemu ia waktu itu.
ุนููู ุณูุนููุฏู ุจููู ุฌูุจูููุฑูุ ููุงูู: ุฎูุฑูุฌูุชู ู ูุนู ุงุจููู ุนูู ูุฑู ู ููู ู ูููุฒููููุ ููู ูุฑูุฑูููุง ุจูููุชูููุงูู ู ููู ููุฑูููุดูุ ููุตูุจููุง ุทูููุฑูุง ููุฑูู ููููููุ ููููุฏู ุฌูุนููููุง ููุตูุงุญูุจู ุงูุทููููุฑู ููููู ุฎูุงุทูุฆูุฉู ู ููู ููุจูููููู ูุ ููุงูู: ููููู ููุง ุฑูุฃูููุง ุงุจููู ุนูู ูุฑู ุชูููุฑูููููุงุ ููููุงูู ุงุจููู ุนูู ูุฑู: ู ููู ููุนููู ููุฐูุงุ ููุนููู ุงูููููู ู ููู ููุนููู ููุฐูุง
Dari Saโiid bin Jubair, ia berkata : Aku keluar bersama Ibnu โUmar dari kawasan kediamannya. Lalu kami melewati beberapa orang cowok Quraisy yang sedang mengikat seekor burung untuk melemparinya dengan panah. Mereka membayar setiap bidikan yang meleset kepada pemilik burung. Saat melihat Ibnu โUmar, mereka pun bubar. Ibnu โUmar berkata : โSiapa yang melaksanakan ini ? Allah melaknat orang yang melaksanakan iniโฆโ [Diriwayatkan oleh Muslim no. 1958, Ahmad 2/56, dan yang lainnya].
Laknat Ibnu โUmar ini diucapkan spesifik terhadap para cowok Quraisy yang ia temui.
Pendapat yang berpengaruh yaitu pendapat yang membolehkannya, lantaran memang terbukti ia shallallaahu โalaihi wa sallam pernah melaknat pelaku kemaksiatan secara spesifik dan mentaqrir sebagian shahabat yang melakukannya. Namun, bila pelaku kemaksiatan telah meninggal dunia, tidak boleh dilaknat dan dicaci lantaran Nabi shallallaahu โalaihi wa sallambersabda:
ููุง ุชูุณูุจูููุง ุงููุฃูู ูููุงุชู ููุฅููููููู ู ููุฏู ุฃูููุถูููุง ุฅูููู ู ูุง ููุฏููู ููุง
โJanganlah engkau mencaci orang yang telah mati, lantaran mereka telah mendapatkan apa yang telah mereka lakukan dahulu (di dunia)โ [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 1393 & 6516].
Tentang pendalilan jumhur, maka itu sanggup dijawab:
1. Hadits โUmar bin Al-Khaththaab radliyallaahu โanhu hanyalah mengkhabarkan bahwa Nabi shallallaahu โalaihi wa sallam melarang untuk melaknat โAbdullah Al-Himaar, dengan alasan ia menyayangi Allah dan Rasul-Nya. Dan memang tidak semua pelaku kemaksiatan dari kaum muslimin harus dilaknat.
Selain itu, shahabat tersebut yaitu shahabat yang ikut serta dalam perang Badr. Namanya yang bergotong-royong yaitu An-Nuโaimaan bin โAmru bin Rifaaโah bin Al-Haarits. Kedudukannya dan apa yang dilakukannya yaitu menyerupai Haathib bin Abi Baltaโah yang membocorkan penyerangan kaum muslimin kepada saudara-saudaranya di Makkah.
2. Tentang hadits larangan melaknat, sebagaimana telah disinggung sebelumnya, maka itu berlaku pada orang yang sering melaknat, bukan orang yang hanya sesekali bila ada kemaslahatan.
3. Tentang hadits larangan โImraan bin Hushain, maka benar di sini terkandung larangan melaknat binatang tanpa alasan yang dibenarkan. Akan tetapi dimanakah sisi pelarangan dari hadits ini wacana melaknat orang yang melaksanakan kemaksiatan secara muโayyan ?.
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, meskipun melaknat pelaku kemaksiatan itu diperbolehkan, maka kita tidak memperbanyaknya dan menimbulkan pemanis dalam perkataan kita. Kita sanggup mencontoh Nabi kita โshallallaahu โalaihi wa sallam โ yang sangat jarang mengucapkan kata-kata laknat. Jika tidak ada maslahat, alternatif membisu jauh lebih daripada mengumbar lisan.
ููุง ููููุจูุบูู ููุตูุฏููููู ุฃููู ููููููู ููุนููุงููุง
โTidak selayaknya bagi seorang yang shiddiiq menjadi tukang laknatโ [Diriwayatkan oleh Muslim no. 2597].
ู ููู ููุงูู ููุคูู ููู ุจูุงูููููู ููุงููููููู ู ุงููุขุฎูุฑู ูููููููููู ุฎูููุฑูุง ุฃููู ููููุตูู ูุชู
โBarangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia bicara yang baik (bermanfaat) atau diamโ [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 6018].
Dari kutipan diatas sanggup diuraikan hal-hal sebagai berikut:
Pertama, mendoakan buruk atau melaknat siapa pun dan apa pun dari kaum Muslimin termasuk diri sendiri, harta benda, keluarga dan orang lain supaya tertimpa suatu peristiwa sangat tidak dianjurkan sekalipun mereka telah berbuat kedzaliman kepada kita. Artinya tidak sepantasnya kita melaksanakan hal yang sama buruknya alasannya yaitu mendoakan buruk dan melaknat bukan etika karimah. Doa yang sebaiknya diucapkan untuk orang yang telah berbuat dzalim yaitu doa yang baik saja, contohnya supaya ia mendapatkan hidayah dari Allah SWT, kemudian menyadari kesalahannya dan bertobat.
Kedua, mengucapkan doa kutukan atau laknat atas orang lain supaya tertimpa peristiwa sanggup sama saja dengan melaknat diri sendiri. Alasannya, sebagimana dijelaskan Rasulullah SAW, yaitu bisa saja pada ketika kita mengucapkan kutukan atau laknat kepada orang lain, pada ketika itu Allah sedang menghendaki terkabulnya doa-doa, sementara orang lain tersebut ternyata tidak pantas mendapat kutukan lantaran tidak bersalah, misalnya. Kutukan atau laknat menyerupai itu sanggup berbalik kepada diri sendiri sebagaimana dijelaskan Sayyid Abdullah Al-Haddad di halaman yang sama (hal. 141) sebagai berikut:
ููุฏ ูุฑุฏ ุฃู ุงููุนูุฉ ุฅุฐุง ุฎุฑุฌุช ู ู ุงูุนุจุฏ ุชุตุนุฏ ูุญูุงูุณู ุงุก ูุชุบูู ุฏูููุง ุฃุจูุงุจูุง ุซู ุชูุฒู ุฅูู ุงูุฃุฑุถ ูุชุบูู ุฏูููุง ุฃุจูุงุจูุง ุซู ุชุฌูุก ุงูู ุงูู ูุนูู ูุฅู ูุฌุฏุช ููู ู ุณุงุบุง ูุฅูุงุฑุฌุนุช ุนูู ูุงุฆููุง.
Artinya: โKetahuilah bahwa suatu laknat, bila telah keluar dari lisan seseorang, akan naik ke arah langit, maka ditutuplah pintu-pintu langit di hadapannya sehingga ia turun kembali ke bumi dan dijumpainya pintu-pintu bumi pun tertutup baginya, kemudian ia menuju ke arah orang yang dilaknat bila ia memang patut menerimany , atau bila tidak, laknat itu akan kembali kepada orang yang mengucapkannya.โ
Dari kutipan di atas sangat terperinci bahwa kutukan atau laknat mempunyai dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, orang yang dilaknat akan terkena peristiwa bila memang berdasarkan Allah ia pantas menerimanya. Kemungkinan kedua, bila ternyata Allah memandang lain, maka peristiwa itu akan menjadi bumerang atau berbalik arah menuju orang yang telah mengucapkannya. Ini artinya sangat riskan melaksanakan kutukan atau melaknat orang lain.
Dalam kaitan itu, Nabi Muhammad SAW telah menawarkan pola atau teladan yang baik ketika ia didzalimi orang-orang Thaif yang menolak dakwahnya. Beliau mendoakan supaya mereka tetap diberi keselamatan atau hak hidup dengan berharap dari anak cucunya akan ada yang mau beriman kepada Allah SWT. Sebenarnya mengutuk atau melaknat orang lain hanya diperbolehklan kepada orang-orang tertentu saja yang telah di-nash oleh Allah sendiri sebagaimana klarifikasi Sayyid Abdullah Al-Haddad di halaman yang sama (hal. 141) sebagai berikut:
ูุงุญุฐุฑุฃู ุชูุนู ู ุณูู ุง ุฃู ุจููู ุฉ ุฃูุฌู ุงุฏุง ุฃู ุดุฎุตุง ุจุนููู ูุงู ูุงู ูุงูุฑุง ุฅูุง ุฅู ุชุญููุช ุฃูู ู ุงุช ุนูู ุงูููุฑ ููุฑุนูู ูุงุจู ุฌูู ุฃู ุนูู ุช ุฃู ุฑุญู ุฉ ุงููู ูุง ุชูุงูู ุจุญุงู ูุฅุจููุณ.
Artinya: โJauhkan dirimu dari perbuatan melaknat seorang Muslim (termasuk pelayan dan sebagainya), bahkan seekor hewanpun. Jangan melaknat seorang insan tertentu secara langsung, walaupun ia seorang kafir, kecuali bila Anda yakin bahwa ia telah mati dalam keadaan kafir sepeti Firโaun, Abu Jahal dan sebagainya. Ataupun, yang Anda ketahui bahwa rahmat Allah tak mungkin mencapainya menyerupai Iblis.โ
Dari kutipan diatas semakin terperinci bahwa kita sangat dianjurkan untuk tidak pernah melaknat siapa pun dan apa pun, baik itu insan maupun bukan manusia; baik itu Muslim maupun kafir. Orang kafir kini sanggup saja akan menjadi mukmin di masa depan dengan hidayah Allah SWT. Laknat hanya boleh ditujukan kepada orang-orang kafir yang sudah terperinci kekafirannya hingga maut seperti Firโaun, Abu Jahal dan sebagainya.
Iblis juga boleh dilaknat lantaran rahmat Allah SWT memang tidak akan pernah hingga kepadanya. Ia telah membangkang terhadap perintah Allah dan menyombongkan diri kepada-Nya sebagaimana di tegaskan di dalam Al-Qurโan, surah Al-Baqarah, ayat 34: โAba wastakbara wakรขna minal kรขfirรฎn.โ (Iblis membangkang Allah dan menyombongkan diri. Ia kafir). Demikian pula setan-setan boleh dilaknat sebagaimana terdapat dalam bacaan taโawudz: โAโรปdzu billรขhi minasy-syaithรขnir rajรฎm.โ (Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk).
Wallohul Waliyyut Taufiq Ila Sabilul Huda