4 tahun sudah agenda dana desa di kucurkan sejak 2015, selaku upaya pemerintah sentra untuk mengatasi kesenjangan sosial antara masyaraka desa dan kota serta selaku upaya penentasan kemiskinan masyrakata secara umum, yang menjadi perhatian merupakan Badan Usaha Milikm Desa yang menjadi proritas penggunaan dana desa hingga dikala ini belum dapat menjadi penyelesaian terhadap perkembangan penduduk di pedesaan terlepas SDM di pedesaan yang belum bisa untuk menjalankanya atau paktor lain sehingga desa desa masih konsentrasi pada pembangunan infrastruktur.
“Tidak sebatas ketersediaan produk namun juga anutan jangka panjang, bagaimana bisa memperbesar lapangan pekerjaan, bikin aktivitas produktif di tengah masyarakat. Contoh kecil saja penduduk desa banyak pakai motor, ketimbang beli bensin jauh-jauh kita hadirkan Pertashop milik Pertamina harganya sama seumpama di SPBU,” lanjut dia.
Rini juga menerangkan BUMN Shop sendiri merupakan transformasi dari Bumdes Shop yang sudah lebih dahulu ada. Setelah terlibatnya Kementerian BUMN, Bumdes alhasil memiliki produk tidak hanya hasil olahan setempat warga setempat juga produk-produk milik perusahaan BUMN seumpama obat-obatan dari Kimia Farma, Bulog untuk daging dan beras, Pertamina dan pupuk serta produk lainnya.
“Masyarakat juga bisa menikmati layanan telekomunikasi dan internet dari PT Telkom Indonesia ditawarkan Wifi Corner untuk penduduk desa. Selain itu ada juga layanan simpan pinjam dari BNI, pada dasarnya apa-apa saja kekuatan produk-produk di pedesaan yang dapat jadi unggulan kita ada disamping itu penduduk bisa nabung, narik duit tanpa mesti pergi ke kota ini terang lebih irit menurukan ongkos pengeluaran penduduk di desa-desa,” beber Rini.